Notification texts go here Contact Us Get It Now!
المشاركات

Punakawan: Tokoh Lokal dalam Pewayangan Jawa

Admin Studio Foto Kragan

Punakawan adalah tokoh khas pewayangan Jawa yang tidak ditemukan dalam epos India seperti Mahabharata maupun Ramayana. Istilah ini berasal dari kata pana (cerdik, jelas, tajam dalam pengamatan) dan kawan (sahabat). Dengan demikian, punakawan dimaknai sebagai sahabat yang cerdik, setia, serta peka terhadap situasi sosial.

Tokoh punakawan pertama kali muncul dalam karya sastra Ghatotkacasraya karangan Empu Panuluh pada era Kerajaan Kediri. Saat itu Abimanyu ditemani tiga pengikut bernama Jurudyah, Punta, dan Prasanta. Pada era Majapahit, lahirlah figur Semar dalam naskah Sudamala, yang kemudian menjadi tokoh sentral punakawan hingga kini.


Peran dan Fungsi

Dalam pementasan wayang, punakawan berperan sebagai:

  1. Penghibur – menebar humor untuk mencairkan suasana.

  2. Penasihat – memberi wejangan pada para ksatria.

  3. Penolong – membantu majikan saat menghadapi kesulitan.

Dialog punakawan kerap menyelipkan istilah modern, seperti mobil atau telepon genggam, yang tentu tidak sesuai zaman pewayangan, namun diterima sebagai kelucuan khas.


Fenomena "Gara-gara"

Dalam setiap pertunjukan wayang, terdapat bagian gara-gara—yakni kisah bencana besar yang melanda bumi. Setelah itu, punakawan muncul dengan guyonan sebagai simbol harapan: rakyat kecil mestinya menjadi pihak pertama yang memperoleh manfaat setelah kekacauan usai.


Nama dan Ciri-Ciri Punakawan

Punakawan hadir dengan ciri fisik unik yang menjadi identitas masing-masing:

  • Semar: berwajah tua, tubuh gemuk pendek, perut buncit, dada turun. Digambarkan sebagai tokoh bijak meski berpenampilan sederhana.

  • Gareng: bertubuh kecil, berkaki pincang, tangan ceko (cacat), bermata juling. Simbol kesabaran dan ketelitian.

  • Petruk: tubuh tinggi kurus, hidung sangat panjang, wajah jenaka. Melambangkan kejujuran sekaligus keluwesan.

  • Bagong: gemuk, wajah bulat, mata melotot, lugu namun polos. Sering jadi sumber humor spontan.

Selain itu, dalam gaya pewayangan tertentu dikenal tokoh lain, misalnya:

  • Cirebon: menampilkan sembilan punakawan, termasuk Bitarota, Sekar Pandan, Ceblok, Curis, Bagal Buntung, dan Cungkring.

  • Sunda: mengenal Semar, Cepot (berwajah merah, nakal), Dawala, dan Gareng.

  • Jawa Timuran: hanya menampilkan Semar dan Bagong, serta anak Bagong bernama Besut.

  • Bali: Tualen dan Merdah (pengikut ksatria), Delem dan Sangut (pengikut golongan jahat).

  • Banyumas: Bawor, sosok khas Banyumasan, identik dengan tubuh tambun dan watak ceplas-ceplos.


Identitas Lokal

Punakawan adalah ciptaan pujangga Jawa yang mencerminkan kebijaksanaan rakyat kecil: sederhana,jenaka, namun penuh kritik sosial. Mereka bukan sekadar pelipur lara, tetapi juga penyampai pesan moral dan suara kebenaran melalui kelucuan.


إرسال تعليق

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.